Abad 21 merupakan zaman dimana teknologi ‘menguasai’
kehidupan manusia. Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat tidak
hanya membawa dampak positif, namun juga membawa dampak negatif. Sebagai
manusia yang tidak bisa mengabaikan perkembangan teknologi, tentunya kita harus
membekali diri dengan filter agar
mampu memilih dan memilah dengan bijak dalam menggunakan teknologi. hal ini
mungkin cukup mudah bagi orang-orang dewasa yang telah memiliki pemikiran yang
stabil. Tidak seperti para anak-anak dan para remaja yang masih belum bisa
bijaksana dalam menggunakan dan mengimbangi perkembangan teknologi dan
informasi.
Di Indonesia sendiri kini sedang booming istilah ‘Generasi micin’ dan ‘Kids Zaman Now’, yang
keduanya itu merujuk pada anak-anak dan remaja yang sebenarnya merupakan korban
dari kurang bijaknya menggunakan teknologi. istilah-istilah tersebut disematkan
pada anak-anak atau remaja yang melakukan suatu hal bodoh tanpa memikirkan
akibatnya. Sebut saja video yang beberapa waktu lalu menggemparkan netizen
dimana ada anak perempuan yang ‘melabrak’ anak perempuan lain karena diduga
‘menggosipkannya’ di perosotan, dengan gaya
berbicara dan mimik wajah khas ‘sinetron Indonesia’. Hal ini mengundang
berbagai komentar dari netizen. Ada yang berkomentar negatif, contohnya yaitu
mengatakan anak tersebut adalah korban sinetron alay Indonesia yang kurang
bermutu, ada yang miris melihat hal tersebut karena beranggapan bahwa hal ini
dikarenakan kurangnya pengawasan orang tua kepada anak sehingga anak meniru hal
buruk yang ada dalam sinetron, namun tidak sedikit pula yang membuatnya sebagai
bahan candaan dan membuat ‘meme sarkasme’ dari peristiwa tersebut.
Sebagai warganegara yang baik dan taat aturan seharusnya
kita sebagai netizen dapat lebih cermat dalam ‘menggerakkan jempolnya’. Sebagai
netizen yang cerdas, mari kita gunakan perkembangan teknologi informasi dengan
sebaik-baiknya. Jangan menyebarkan ujaran kebencian dan kata-kata negatif, apalagi
sampai melakukan bullying.
Generasi micin dan kids zaman now tidaklah mutlak kesalahan
dari anak-anak tersebut, namun juga karena lingkungan yang kurang mendukung.
Faktor psikologis pun berpengaruh pada sikap mereka. Kebanyakan mereka belum
menemukan jati diri. Sehingga mereka melakukan hal-hal tersebut untuk menunjukkan
eksistensi dirinya. Mereka masih dalam proses menemukan jati diri. Generasi
micin dan kids zaman now hanyalah segelintir contoh korban dari perkembangan
teknologi dan informasi. Mereka memerlukan tuntunan, bukan kata-kata kasar.
Jadi, jangan melihat mereka dengan sebelah mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar