Ada-ada saja
kelakuan manusia zaman sekarang. Dengan perkembangan teknologi informasi yang
luar biasa, perubahan sikap manusia juga sangat luar biasa. Berdalih mengikuti
perkembangan zaman, nyatanya tidak sedikit yang malah terjerumus dalam kelakuan
aneh karena menjadi ‘hamba’ teknologi.
Sebut saja
generasi nunduk. Generasi nunduk, adalah istilah yang menggambarkan keadaan
manusia di zaman sekarang. Orang-orang lebih memilih untuk menyibukkan diri
menunduk memperhatikan layar gadgetnya dibandingkan membaca buku, atau bahkan
berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Hampir di setiap tempat kita bisa
menemukan generasi nunduk. Generasi nunduk ini tidak memiliki batasan umur,
anak-anak, remaja, orang tua, bahkan lansia tak jarang menundukkan kepalanya
untuk fokus memainkan gadget.
Beralih dari
generasi nunduk, kini pun bertebaran generasi tongak. Generasi tongak (istilah
yang saya ciptakan sendiri :v) ini menggambarkan orang-orang yang mengarahkan
kepala (pandangan)-nya ke atas untuk mengambil fotonya sendiri (selfie). Beberapa waktu lalu, kematian pemuda
asal Tiongkok bernama Wu Yongning menggemparkan dunia maya. Pasalnya ia
meninggal karena jatuh dari ketinggian (gedung) ketika hendak mengambil
fotonya. Wu Yongning memang cukup terkenal karena hobinya yang sensasional
yaitu menantang maut dengan ber-selfie ria di ketinggian. bukan hanya Wu
Yongning, sekelompok remaja perempuan asal negeri jiran Malaysia pun sempat
menghebohkan jagat dunia maya. Remaja tersebut nekad menaiki Papan IPOH untuk
mengambil foto serta videonya dan mengunggahnya di dunia maya.
Tentunya
fenomena-fenomena ini menjadi ‘warna’ dalam perkembangan teknologi. Perubahan
sikap masyarakat terutama remaja yang menggandrungi teknologi dan media sosial
ini menjadi perhatian bagi pengguna teknologi. Apalagi setelah adanya kejadian
meninggalnya Wu Yongning Karena aksinya yang menantang maut hanya untuk
mendapatkan foto selfie. Ketika menemui orang-orang yang bersikap seperti ini,
sebagai pengguna media sosial yang bijak, alangkah baiknya jika kita tidak
menghujatnya. Kita perlu mengingatkannya, bukan malah memberikan
kalimat-kalimat ‘pedas’ yang nantinya bisa melukai orang lain. tiru yang baik,
tinggalkan yang buruk tanpa memberikan ujaran kebencian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar